Refleksi
Filsafat Ilmu Oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A
Jumat, 26
September 2014
“Tindakanku
tidak mampu memenuhi tulisan. Tulisanku tidak mampu memenuhi kata – kataku.
Kata – kataku tidak mampu memenuhi semua pikiranku. Pikiranku tidak mampu
memenuhi perasaanku / hati / spiritual”.
Jika
pernyataan tersebut dibuat bagan, maka bagian teratas adalah spiritual dan
bagian terbawahnya adalah tindakan. Spiritual ada kaitannya dengan Sang Maha
Pencipta yaitu Allah SWT sehingga spiritual diletakkan di bagian yang paling
atas. Salah besar jika kita mencari Allah dengan menggunakan pikiran karena
Allah tidak bisa dipikirkan. Namun sebagai makhluk yang beriman tentu kita
harus yakin bahwa Allah itu ada dan Allah hanya bisa kita rasakan di dalam hati
kita.
Hati,
perasaan, pikiran, spiritual bersifat multidimensi. Apa yang sudah terjadi
dinamakan takdir (jodoh, rejeki, maut, lahir) dan kita tidak bisa mengubahnya
namun yang belum terjadi bisa kita usahakan / ikhtiarkan. Dalam berusaha harus
se-optimal mungkin agar mendapat hasil yang terbaik dan bersungguh-sungguh
karena Allah Maha Melihat apa yang kita lakukan. Pikiran bersifat paralel yang
artinya bisa memikirkan dua hal atau lebih secara bersamaan dan pararelism
artinya pada waktu bersama – sama dia bersama – sama menunjukkan dirinya dalam
pikiran.
Kata
– kataku tidak mampu memenuhi semua pikiranku. Terkadang apa yang kita pikirkan
sangat sulit untuk diungkapkan dengan kata – kata. Ini dikarenakan kata – kata
bersifat seri / tidak dapat diparalelkan dan tidak dapat menjawab semua yang
ada di pikiran kita dalam waktu yang bersamaan. Namun dengan keterbatasan dalam
berkata – kata itulah menjadikan kita punya arti, kita menjadi mengerti siapa
diri kita dan menjadikan diri kita menjadi lebih bermakna. Tulisanku tidak
mampu memenuhi semua kata – kataku. Apa yang kita ucapkan terkadang tidak bisa
kita tuliskan dikarenakan kecepatan dalam berucap tidak sebanding dengan
kecepatan dalam menulis. Tentunya kecepatan dalam berucap lebih cepat daripada
kecepatan dalam menulis. Dan tindakanku tidak mampu memenuhi semua tulisanku. Ini
dikarenakan apa yang kita lakukan terbatas oleh ruang dan waktu. Namun dengan
adanya keterbatasan menjadikan diri kita lebih bermakna karena bisa dipahami
oleh manusia lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar